Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tanggal 28 Juli. Hari ini diperingati sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hepatitis.
Sampai saat ini hepatitis masih menjadi salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dalam rangka memperingatinya kali ini, World Hepatitis Alliance (WHA) meluncurkan kampanye global bertema ‘I cannot Wait’.
“Kampanye ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi penting tentang bahaya hepatitis,” kata keterangan resmi GSK, Kamis (28/7).
Kampanye ini juga mengajak masyarakat untuk mempercepat penanganan hepatitis karena penyakit ini tidak bisa menunggu.
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini bisa menular antar manusia.
Ada banyak jenis hepatitis. Hepatitis A, B, dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum di Indonesia.
Hepatitis A ditularkan melalui jalur fekal-oral, dimana virus masuk ke mulut melalui makanan atau benda yang terkontaminasi. Sedangkan hepatitis B dan C ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus.
Pencegahan dan pengobatan hepatitis tidak boleh ditunda. Semakin lama dibiarkan, penyakit akan memperburuk kondisi pasien. Jika tidak diobati dengan benar, hepatitis dapat meningkatkan risiko kanker hati dan menyebabkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada satu kasus kematian akibat hepatitis dalam setiap 30 detik di dunia. WHO memprediksi ada sekitar 354 juta orang di dunia yang hidup dengan hepatitis B dan C.
Di Indonesia, prevalensi hepatitis B mencapai 7,1 persen atau sekitar 18 juta kasus. Angka ini lebih tinggi dari negara tetangga lainnya. Sedangkan prevalensi hepatitis C mencapai 2,34 persen atau sekitar 6 juta kasus.
Waspadai Hepatitis pada Anak
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan bahwa prevalensi kasus hepatitis terbesar di Indonesia terjadi pada kelompok anak usia 5-14 tahun.
Dokter anak Kurniawan Satria Denta mengatakan, anak-anak rentan tertular virus penyebab hepatitis.
“Agar terhindar dari ancaman hepatitis, orang tua disarankan mengenali gejalanya dan memahami langkah pencegahan yang tepat,” ujarnya.
Hepatitis umumnya ditandai dengan demam, sakit perut, dan munculnya penyakit kuning.
Untuk mencegah hepatitis, orang tua dapat menjaga pola hidup bersih dan melakukan imunisasi rutin untuk anaknya.
“Selain menjaga kebersihan, imunisasi juga merupakan upaya pencegahan terbaik yang bisa dilakukan karena vaksin hepatitis berfungsi memberikan kekebalan pada tubuh anak sehingga bisa mencegah penyakit,” kata Denta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi dasar hepatitis B diberikan saat anak lahir sebelum usia 12 jam.
Sedangkan imunisasi dasar hepatitis A diberikan dua kali. Yakni saat anak berusia satu tahun, dan 6-12 bulan setelah dosis pertama.
“Namun, jika tertinggal, anak bisa mendapatkan imunisasi catch-up hingga berusia 18 tahun,” tambah Denta.